Rabu, 18 Januari 2012

analisa dampak Ujian


dear menteri pendidikan
ditempat

selamat siang, dan salam super!!!

mungkin anda kaget, surat ini awalnya seperti surat cinta seorang anak SMA yang terkena sindrom FTV remaja, tapi singkat saja tujuan saya menulis surat ini adalah tentang keluhan saya dan (mungkin) orang lain yang berstatus sebagai pelajar,, sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir dalam fakultas akuntansi, jujur saya mungkin merasakan yang namanya teori atau hukum “GOSSEN”, ya saya merasakan yang namanya kebosanan akan sebuah rutinitas dan ritual wajib dari yang namanya “UJIAN”.karena saya sudah mengalami rutinitas ini sejak saya dalam kandungan. Maaf maksud saya saat tingkat sekolah dasar,jadi anda bisa bayangkan kan kebosanan yang saya rasakan hingga saat ini.

Ya jujur mungkin menurut anda dan sebagian pakar pendidikan yang lain “UJIAN” itu perlu, dan semua hal dalam aktivitas kita sebagai seorang manusia pasti ada yang namanya “UJIAN” . entah itu “UJIAN HIDUP”. “UJIAN PEMBUATAN SIM” sampai sebagai seorang pelajar pun kita di hadapkan kepada “UJIAN SEMESTER”.

Saya sebagai seorang pelajar yang gahul dikalangan tukang cireng dan juga terkenal (suka mengutang) dikampus sangat tidak setuju terhadap metode pendidikan yang satu ini. Karena ini sangat menghambat para pelajar yang ingin lulus cepat termasuk saya, karena apa? Karena semakin lama saya lulus maka semakin lama pula kesempatan saya melamar natasha rizky pradipta. Karena sang ibunda nya sempat berpesan kepada saya, bahwa saya boleh melamar dia kalau saya sudah Sarjana,

Selain faktor diatas, ternyata Ujian juga mempunyai dampak negatif lain nya, saya takut, ketika mulai banyak orang yang meneliti dampak negatif dari kegiatan Ujian ini sendiri , kemudian di blow up oleh media entertainment indonesia, saya takut MUI akan mengeluarkan fatwa haram Ujian, bukan lain karena Ujian itu lebih banyak mengandung mudharat dibandingkan manfaat,jika anda tidak percaya, biarkan saya membeberkan beberapa efek negatif dari yang namanya Ujian

     GLOBAL WARMING.

Mungkin anda kaget, saya juga kaget, ketika Delon dikalahkan oleh Joy Tobing di Indonesian Idol,karena menurut saya Delon itu lebih mempunyai karakter yang bagus dan juga pitch control yang prima, selain berry prima. Saya sedih, saya gusar, selain tidak memenangkan hadiah yang ditawarkan karena saya rajin sms Delon, jagoan saya pun tersingkir di grand final.(aduh maaf saya malah jadi curhat).jujur menurut saya. Salah satu faktor penyebab global warming ini adalah penebangan hutan yang marak terjadi di Indonesia. Dan menurut analisa saya berdasarkan salah satu lembaga survey (yang hasilnya diyakini tidak akurat).bahwa penebangan ini terjadi akibat adanya permintaan pembuatan kertas yang sangat banyak pada tiap menjelang ujian semester.

Ibarat musim pemilu, para pengrajin kaos partai kebanjiran order untuk membuat kaos caleg, maka hal yang sama pun terjadi pada saat menjelang Ujian Semester, berdasarkan teori pasar dan permintaan ekonomi, ketika ada permintaan maka disitu ada penawaran, maka ketika ada permintaan untuk membuat kertas, disini juga ada penawaran untuk melakukan penebangan hutan secara liar yang menyebabkan global warming,berikut saya gambarkan kurva agar lebih jelas.



                


Jadi berdasarkan kurva diatas,semakin banyak kampus yang menyelenggarakan Ujian, maka semakin banyak pula jumlah kertas yang dipakai. Hal ini tentu akan mempengaruhi jumlah pohon yang akan ditebang untuk memproduksi kertas tersebut, tentu hal ini berdasarkan teori “nilai ekonomi” suatu barang yang berdasarkan:

1.       Kelangkaan,
2.       Nilai dalam menghabiskan suatu barang tersebut,

kelangkaan
Kelangkaan yang dimaksud disini adalah kelangkaan sumber daya pohon, karena pohon itu tidak tumbuh secepat tumbuhnya angka mahasiswa abadi karena sulitnya mengerjakan Ujian,ketika pihak kampus sebagai pihak penyelenggara Ujian membutuhkan banyak kertas untuk membuat Soal Ujian, sesungguhnya kami sebagai mahasiswa justru lebih banyak lagi menghabiskan kertas untuk menghadapi Ujian,
               
                Tinggi nya kami dalam menghabiskan kertas ini berdasarkan banyak faktor, mulai dari mata kuliah hitungan yang membuat kami harus mencoret coret dan membuang kertas untuk soal latihan, mata kuliah afalan tergantung dari jumlah bab yang diujikan, hingga sekedar memfotokopi catatan teman karena faktor malas mencatat, dan agar terkesan rajin pada saat musim Ujian di depan sang gebetan (jujur sebenarnya banyak catatan yang di kopi ini rata rata tidak terbaca).
               
                Nah tentu bisa dibayangkan kan? Untuk mengerjakan soal yang tertulis dalam beberapa lembar soal, dan tertulis dalam beberapa lembar halaman folio. Berapa banyak kertas yang dibutuhkan oleh seorang siswa dalam menghadapinya? Belum lagi jadwal ujian kampus yang rata rata serempak, yang mengakibatkan tidak ada waktu luang untuk proses reboisasi tumbuhan di hutan hutan ketika mereka melakukan permintaan pembuatan kertas dalam waktu yang hampir serempak.

                Dan yang lebih menyedihkan lagi sebenarnya, kertas tersebut baik untuk soal, lembar jawaban maupun kertas kertas potokopian demi persiapan Ujian, rata rata setelah digunakan akan langsung dibuang begitu saja,dan tidak didaur ulang, jadi bayangkan betapa sia sia nya penggunaan kertas ini bukan? Tentu tidak dengan saya, karena saya memanfaatkan kertas ini kembali sebagai bungkus cabe dan juga digunakan untuk semester depan (karena megulang mata kuiah tersebut), sebuah langkah yang sangat bijak bukan?

 Nilai dalam menghabiskan suatu barang tersebut
Nilai yang saya maksud disini adalah dalam hal mem foto kopi apapun yang berhubungan dengan Ujian, saat Ujian Tiba, berati adalah saat yang ditunggu tunggu oleh pihak tukang fotokopi, karena banyak mahasiswa yang meng fotokopi, mulai dari buku, catatan teman, slide slide materi,latihan soal, bahkan bocoran Ujian dari dosen koordinator, nah tujuan mereka memfotokopi pun bermacam macam, mulai dari ingin belajar, biar ada bahan PDKT dengan sang gebetan dengan cara meminjam buku dan materi, hingga biar keliatan sok rajin dan sok pintar aja karena memegang banyak materi dari banyak dosen.(untuk yang terakhir biasanya catetan ya berjumlah banyak tapi yang kebaca cuman berapa lembar saja),

Nah nilai yang saya bahas ini adalah biasanya kita sebagai pelajar seharusnya membeli buku asli, namun karena rendahnya angka uang jajan mahasiswa, dan karena murahnya harga memfotokopi dibanding harga buku asli. Maka sebagai mahasiswa kita tentu saja lebih menyukai perbuatan “melanggar hukum” ini. Dan disamping karena seperti “tidak ada nilai” yang sangat berbeda dalam mengkonsumsi barang bajakan ini dibandingkan dengan barang asli.sehingga kita terdorong untuk memfotokopi apapun menjelang Ujian  yang kegiatan ini mengakibatkan terjadinya global warming jika dilakukan secara terus menerus tanpa adanya tindakan pencegahan Ujian dimasa yang akan datang,

ANGKA KEJOMBLOAN.
               
Mungkin anda kaget ketika angka kejombloan seorang mahasiswa di identikkan karena Ujian, tapi pernyataan ini memang benar, karena masa masa menjelang Ujian merupakan sebuah siklus percintaan dan pacaran bagi kaum mahasiswa yang sangat membingungkan,disini ada 2 jenis mahasiswa yang kehidupan percintaan nya dipengaruhi oleh masa masa menjelang Ujian

1.       Mahasiswa yang putus dan memilih jomblo karena ingin fokus Ujian
2.       Mahasiswa yang mencari pacar agar disemangati saat Ujian

Oke kita bahas yang tipe pertama dulu ini.tipe mahasiswa yang ingin fokus pada saat ujian ini adalah biasanya tipikal mahasiswa yang mengalami pacaran beda fakultas beda kampus, beda wilayah antar kota antar provinsi dan biasa disebut LDR. Karena apa? Biasanya ketika pacar mereka ingin “tetap meminta” perhatian lebih,tapi salah satu pasangan tidak dapat memenuhi keinginan tersebut karena mereka harus fokus ke Ujian mereka, maka mereka pun harus memilih antara pacar atau Ujian, sebuah pilihan yang sangat sulit mengingat keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat,

Sebagai gambaran hubungan tersebut, : ketika anda ribut dengan pacar saat Ujian. Niscaya anda tidak akan  fokus terhadap Ujian anda.

Nah biasanya buat orang orang yang tidak ingin terganggu ujian (dan perasaan) nya memilih meninggalkan pacar nya demi meraih gelar. Biasanya orang orang ini mempunyai pemikiran “pacar bisa diraih ketika gelar ditangan” nah kenapa saya tidak memasukkan beda Tingkatan, karena biasanya pacaran beda tingkatan ini, salah satu dari mereka bisa mengajarkan materi Ujian pada salah satu pasangan atau justru belajar bareng jika terbukti salah satu dari mereka sedang mengulang mata kuliah yang sama, atau sekedar mengulang agar terdapat kesan romantis dan sepenanggungan..

Tipikal mahasiswa kedua ini adalah biasanya orang orang yang terkeluarkan dari kasta mahasiswa secara tidak langsung dan biasa disebut mahasiswa kelas 2 dengan nama latin fakir asmara, mereka biasanya memanfaatkan momentum menjelang waktu ujian untuk mencari pacar ataupun gebetan khususnya satu kampus agar mendapatkan semangat dalam belajar menjelang Ujian, mahasiswa tipikal pertama juga bisa termasuk kedalam tipe kedua ini, karena biasanya mereka sehabis pacaran, kemudian menjomblo sejenak. Mereka merasa ada “rutinitas” yang hilang setelah menjomblo tersebut.

Banyak sekali mahasiswa yang memanfaatkan moment moment seseorang butuh penyemangat dalam kesendirian menghadapi ujian, kemudian mereka masuk dan menyemangati sang gebetan, kemudian sang gebetan pun merasa cocok, hal ini lebih mudah apabila selain memberi semangat, sang gebetan diajari materi ujian dan juga diberi boneka winnie the pooh untuk teman tidur,.(kenapa winnie the pooh, saya juga tidak tahu, minimal lebih bagus dibanding diberi boneka jelangkung),nah biasanya mereka berhasil jadian dan Ujian pun terasa lebih mudah karena ada orang  yang bisa di sharing ketika belajar bersama dan juga ada penyemangat ujian,Namun ada juga yang gagal mencari gebetan dan terus menerus mencari sang penyemangat ujian di tiap ujian semester berikutnya, khususnya saya.

      MENGURANGI SISTEM KEKEBALAN TUBUH

efek lain dari Ujian adalah pola tidur yang sangat tidak teratur buat sebagian mahasiswa karena adanya SKS, (sistem kebut semalam) atau lebih ekstrim lagi (sistem kebut sejam). Banyak mereka yang diramalkan menderita penyakit kronis akibat perilaku begadang saat ujian ini, karena sesuai penelitian, ketika manusia kekurangan jam tidur, maka ia akan rentan terkena penyakit di kemudian hari, saya sangat setuju Ujian dihapuskan karena memang telah mengganggu pola tidur kita selama sebulan di satu semester saat UTS dan UAS atau 2 bulan dalam setahun, waktu yang relatif lama,belum lagi ditambah jadwal begadang kita dalam menonton liga champion. Liga inggris, nobar, clubbing,.pacaran dan malam tahun baru

jadi menurut saya lebih baik Ujian dihapuskan karena membuat pola tidur dan membuat manusia memiiki pola hidup tidak sehat akibat begadang ini.belum lagi untuk orang yang diet atau fitness ini, begadang tidak baik, apalagi ketika kita lapar tengah malam, itu sangat mengganggu program diet saya.yang melarang makan diatas jam 8 malam.

Kalo tidak percaya banyak sekali mahasiswa yang kurang tidur akibat Ujian ini, lihat saja setelah ujian pagi hari banyak dari mereka yang nguap nguap seperti ikan mas koki dan edek buruknya ada yang nge blank ketika ujian akibat begadang bahkan ada yang tertidur ketika mereka tidak mampu lagi mengerjakan soal, bahkan ada yang kesiangan ketika ujian pagi karena saking semangatnya mereka belajar.



Saya jadi tergerak untuk memodifikasi sedikit lagu dari koesploes yang berjudul jemu berdasarkan kebiasaan begadang ini,.

Kujemu dengan hidupku
Yang penuh liku liku
Belajar dimalam hari
Ujian di siang hari,



Kurasa berat, kurasa berat beban hidupku
Ku tak tahu, ku tak tahuuu
Oooooo kujemu.

Belajar keras bagai kuda,
Dicambuk dan didera
Semua telah kurasakan
Demi mencari NILAI

Kurasa berat, kurasa berat beban hidupku
Ku tak tahu, ku tak tahuuu
Oooooo kujemu.

PERILAKU MENYIMPANG
 Ya menurut bang napi kejahatan terjadi bukan karena ada niat, tapi karena ada kesempatan, saya pun sependapat denga beliau, menurut saya, perilaku menimpang mahasiswa dalam mencontek dan bahkan ketika Ujian Nasional SMA membeli bocoran atau jawaban Ujian karena mereka ada kesempatan. Tapi mereka melakukan hal hal negatif tersebut karena didorong oleh sulitnya mengerjakan Ujian, jadi menurut saya, Ujian merupakan faktor pendorong mahasiswa atau pelajar melakukan hal hal yang melawan hukum dan norma di dalam masyarakat. Jadi lebih baik memang segera di hapuskan agar tidak terjadi penyimpangan lebih jauh lagi.




Semoga sedikit tulisan disurat ini tergerak untukmenghapuskan Ujian yang amat menyiksa kami dan sudah mewakili beberapa pelajar yang tersiksa,semoga saja kelak anak atau keponakan anda tidak merasakan apa yang saya rasa sat ini, jika mereka merasa sama, berati memang sistem Ujian ini salah,atas perhatian nya sekian dan terimakasih

Salam damai seorang mahasiswa yang tesiksa akibat Ujian



Bahrel latief (calon) SE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar