dear menteri
pendidikan
ditempat
selamat siang, dan
salam super!!!
mungkin
anda kaget, surat ini awalnya seperti surat cinta seorang anak SMA yang terkena
sindrom FTV remaja, tapi singkat saja tujuan saya menulis surat ini adalah
tentang keluhan saya dan (mungkin) orang lain yang berstatus sebagai pelajar,,
sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir dalam fakultas akuntansi, jujur saya
mungkin merasakan yang namanya teori atau hukum “GOSSEN”, ya saya merasakan
yang namanya kebosanan akan sebuah rutinitas dan ritual wajib dari yang namanya
“UJIAN”.karena saya sudah mengalami rutinitas ini sejak saya dalam kandungan.
Maaf maksud saya saat tingkat sekolah dasar,jadi anda bisa bayangkan kan
kebosanan yang saya rasakan hingga saat ini.
Ya
jujur mungkin menurut anda dan sebagian pakar pendidikan yang lain “UJIAN” itu
perlu, dan semua hal dalam aktivitas kita sebagai seorang manusia pasti ada
yang namanya “UJIAN” . entah itu “UJIAN HIDUP”. “UJIAN PEMBUATAN SIM” sampai
sebagai seorang pelajar pun kita di hadapkan kepada “UJIAN SEMESTER”.
Saya
sebagai seorang pelajar yang gahul dikalangan tukang cireng dan juga terkenal
(suka mengutang) dikampus sangat tidak setuju terhadap metode pendidikan yang
satu ini. Karena ini sangat menghambat para pelajar yang ingin lulus cepat
termasuk saya, karena apa? Karena semakin lama saya lulus maka semakin lama
pula kesempatan saya melamar natasha rizky pradipta. Karena sang ibunda nya
sempat berpesan kepada saya, bahwa saya boleh melamar dia kalau saya sudah
Sarjana,
Selain
faktor diatas, ternyata Ujian juga mempunyai dampak negatif lain nya, saya
takut, ketika mulai banyak orang yang meneliti dampak negatif dari kegiatan Ujian
ini sendiri , kemudian di blow up
oleh media entertainment indonesia, saya takut MUI akan mengeluarkan fatwa
haram Ujian, bukan lain karena Ujian itu lebih banyak mengandung mudharat
dibandingkan manfaat,jika anda tidak percaya, biarkan saya membeberkan beberapa
efek negatif dari yang namanya Ujian
GLOBAL WARMING.
Mungkin anda kaget, saya juga kaget, ketika
Delon dikalahkan oleh Joy Tobing di Indonesian Idol,karena menurut saya Delon
itu lebih mempunyai karakter yang bagus dan juga pitch control yang prima,
selain berry prima. Saya sedih, saya gusar, selain tidak memenangkan hadiah
yang ditawarkan karena saya rajin sms Delon, jagoan saya pun tersingkir di
grand final.(aduh maaf saya malah jadi curhat).jujur menurut saya. Salah satu
faktor penyebab global warming ini adalah penebangan hutan yang marak terjadi
di Indonesia. Dan menurut analisa saya berdasarkan salah satu lembaga survey
(yang hasilnya diyakini tidak akurat).bahwa penebangan ini terjadi akibat
adanya permintaan pembuatan kertas yang sangat banyak pada tiap menjelang ujian
semester.
Ibarat musim pemilu, para pengrajin kaos partai
kebanjiran order untuk membuat kaos caleg, maka hal yang sama pun terjadi pada
saat menjelang Ujian Semester, berdasarkan teori pasar dan permintaan ekonomi,
ketika ada permintaan maka disitu ada penawaran, maka ketika ada permintaan
untuk membuat kertas, disini juga ada penawaran untuk melakukan penebangan
hutan secara liar yang menyebabkan global warming,berikut saya gambarkan kurva
agar lebih jelas.
Jadi
berdasarkan kurva diatas,semakin banyak kampus yang menyelenggarakan Ujian,
maka semakin banyak pula jumlah kertas yang dipakai. Hal ini tentu akan
mempengaruhi jumlah pohon yang akan ditebang untuk memproduksi kertas tersebut,
tentu hal ini berdasarkan teori “nilai ekonomi” suatu barang yang berdasarkan:
1. Kelangkaan,
2. Nilai dalam menghabiskan suatu barang tersebut,
kelangkaan
Kelangkaan
yang dimaksud disini adalah kelangkaan sumber daya pohon, karena pohon itu
tidak tumbuh secepat tumbuhnya angka mahasiswa abadi karena sulitnya
mengerjakan Ujian,ketika pihak kampus sebagai pihak penyelenggara Ujian
membutuhkan banyak kertas untuk membuat Soal Ujian, sesungguhnya kami sebagai
mahasiswa justru lebih banyak lagi menghabiskan kertas untuk menghadapi Ujian,
Tinggi nya kami dalam
menghabiskan kertas ini berdasarkan banyak faktor, mulai dari mata kuliah
hitungan yang membuat kami harus mencoret coret dan membuang kertas untuk soal
latihan, mata kuliah afalan tergantung dari jumlah bab yang diujikan, hingga
sekedar memfotokopi catatan teman karena faktor malas mencatat, dan agar
terkesan rajin pada saat musim Ujian di depan sang gebetan (jujur sebenarnya
banyak catatan yang di kopi ini rata rata tidak terbaca).
Nah tentu bisa dibayangkan kan?
Untuk mengerjakan soal yang tertulis dalam beberapa lembar soal, dan tertulis
dalam beberapa lembar halaman folio. Berapa banyak kertas yang dibutuhkan oleh
seorang siswa dalam menghadapinya? Belum lagi jadwal ujian kampus yang rata
rata serempak, yang mengakibatkan tidak ada waktu luang untuk proses reboisasi
tumbuhan di hutan hutan ketika mereka melakukan permintaan pembuatan kertas
dalam waktu yang hampir serempak.
Dan yang lebih menyedihkan lagi
sebenarnya, kertas tersebut baik untuk soal, lembar jawaban maupun kertas
kertas potokopian demi persiapan Ujian, rata rata setelah digunakan akan
langsung dibuang begitu saja,dan tidak didaur ulang, jadi bayangkan betapa sia
sia nya penggunaan kertas ini bukan? Tentu tidak dengan saya, karena saya
memanfaatkan kertas ini kembali sebagai bungkus cabe dan juga digunakan untuk
semester depan (karena megulang mata kuiah tersebut), sebuah langkah yang
sangat bijak bukan?
Nilai dalam menghabiskan suatu barang tersebut
Nilai
yang saya maksud disini adalah dalam hal mem foto kopi apapun yang berhubungan
dengan Ujian, saat Ujian Tiba, berati adalah saat yang ditunggu tunggu oleh
pihak tukang fotokopi, karena banyak mahasiswa yang meng fotokopi, mulai dari
buku, catatan teman, slide slide materi,latihan soal, bahkan bocoran Ujian dari
dosen koordinator, nah tujuan mereka memfotokopi pun bermacam macam, mulai dari
ingin belajar, biar ada bahan PDKT dengan sang gebetan dengan cara meminjam
buku dan materi, hingga biar keliatan sok rajin dan sok pintar aja karena
memegang banyak materi dari banyak dosen.(untuk yang terakhir biasanya catetan
ya berjumlah banyak tapi yang kebaca cuman berapa lembar saja),
Nah
nilai yang saya bahas ini adalah biasanya kita sebagai pelajar seharusnya
membeli buku asli, namun karena rendahnya angka uang jajan mahasiswa, dan
karena murahnya harga memfotokopi dibanding harga buku asli. Maka sebagai
mahasiswa kita tentu saja lebih menyukai perbuatan “melanggar hukum” ini. Dan
disamping karena seperti “tidak ada nilai” yang sangat berbeda dalam
mengkonsumsi barang bajakan ini dibandingkan dengan barang asli.sehingga kita
terdorong untuk memfotokopi apapun menjelang Ujian yang kegiatan ini mengakibatkan terjadinya
global warming jika dilakukan secara terus menerus tanpa adanya tindakan
pencegahan Ujian dimasa yang akan datang,
ANGKA KEJOMBLOAN.
Mungkin
anda kaget ketika angka kejombloan seorang mahasiswa di identikkan karena
Ujian, tapi pernyataan ini memang benar, karena masa masa menjelang Ujian
merupakan sebuah siklus percintaan dan pacaran bagi kaum mahasiswa yang sangat
membingungkan,disini ada 2 jenis mahasiswa yang kehidupan percintaan nya
dipengaruhi oleh masa masa menjelang Ujian
1. Mahasiswa yang putus dan memilih jomblo karena ingin fokus Ujian
2. Mahasiswa yang mencari pacar agar disemangati saat Ujian
Oke kita
bahas yang tipe pertama dulu ini.tipe mahasiswa yang ingin fokus pada saat
ujian ini adalah biasanya tipikal mahasiswa yang mengalami pacaran beda
fakultas beda kampus, beda wilayah antar kota antar provinsi dan biasa disebut
LDR. Karena apa? Biasanya ketika pacar mereka ingin “tetap meminta” perhatian
lebih,tapi salah satu pasangan tidak dapat memenuhi keinginan tersebut karena
mereka harus fokus ke Ujian mereka, maka mereka pun harus memilih antara pacar
atau Ujian, sebuah pilihan yang sangat sulit mengingat keduanya mempunyai
hubungan yang sangat erat,
Sebagai
gambaran hubungan tersebut, : ketika anda ribut dengan pacar saat Ujian.
Niscaya anda tidak akan fokus terhadap
Ujian anda.
Nah
biasanya buat orang orang yang tidak ingin terganggu ujian (dan perasaan) nya
memilih meninggalkan pacar nya demi meraih gelar. Biasanya orang orang ini
mempunyai pemikiran “pacar bisa diraih ketika gelar ditangan” nah kenapa saya
tidak memasukkan beda Tingkatan, karena biasanya pacaran beda tingkatan ini,
salah satu dari mereka bisa mengajarkan materi Ujian pada salah satu pasangan
atau justru belajar bareng jika terbukti salah satu dari mereka sedang
mengulang mata kuliah yang sama, atau sekedar mengulang agar terdapat kesan
romantis dan sepenanggungan..
Tipikal
mahasiswa kedua ini adalah biasanya orang orang yang terkeluarkan dari kasta
mahasiswa secara tidak langsung dan biasa disebut mahasiswa kelas 2 dengan nama
latin fakir asmara, mereka biasanya memanfaatkan momentum menjelang waktu ujian
untuk mencari pacar ataupun gebetan khususnya satu kampus agar mendapatkan
semangat dalam belajar menjelang Ujian, mahasiswa tipikal pertama juga bisa
termasuk kedalam tipe kedua ini, karena biasanya mereka sehabis pacaran,
kemudian menjomblo sejenak. Mereka merasa ada “rutinitas” yang hilang setelah
menjomblo tersebut.
Banyak
sekali mahasiswa yang memanfaatkan moment moment seseorang butuh penyemangat
dalam kesendirian menghadapi ujian, kemudian mereka masuk dan menyemangati sang
gebetan, kemudian sang gebetan pun merasa cocok, hal ini lebih mudah apabila
selain memberi semangat, sang gebetan diajari materi ujian dan juga diberi
boneka winnie the pooh untuk teman tidur,.(kenapa winnie the pooh, saya juga
tidak tahu, minimal lebih bagus dibanding diberi boneka jelangkung),nah biasanya
mereka berhasil jadian dan Ujian pun terasa lebih mudah karena ada orang yang bisa di sharing ketika belajar bersama
dan juga ada penyemangat ujian,Namun ada juga yang gagal mencari gebetan dan
terus menerus mencari sang penyemangat ujian di tiap ujian semester berikutnya,
khususnya saya.
MENGURANGI
SISTEM KEKEBALAN TUBUH
efek
lain dari Ujian adalah pola tidur yang sangat tidak teratur buat sebagian
mahasiswa karena adanya SKS, (sistem kebut semalam) atau lebih ekstrim lagi
(sistem kebut sejam). Banyak mereka yang diramalkan menderita penyakit kronis
akibat perilaku begadang saat ujian ini, karena sesuai penelitian, ketika
manusia kekurangan jam tidur, maka ia akan rentan terkena penyakit di kemudian
hari, saya sangat setuju Ujian dihapuskan karena memang telah mengganggu pola
tidur kita selama sebulan di satu semester saat UTS dan UAS atau 2 bulan dalam
setahun, waktu yang relatif lama,belum lagi ditambah jadwal begadang kita dalam
menonton liga champion. Liga inggris, nobar, clubbing,.pacaran dan malam tahun
baru
jadi
menurut saya lebih baik Ujian dihapuskan karena membuat pola tidur dan membuat
manusia memiiki pola hidup tidak sehat akibat begadang ini.belum lagi untuk
orang yang diet atau fitness ini, begadang tidak baik, apalagi ketika kita lapar
tengah malam, itu sangat mengganggu program diet saya.yang melarang makan
diatas jam 8 malam.
Kalo
tidak percaya banyak sekali mahasiswa yang kurang tidur akibat Ujian ini, lihat
saja setelah ujian pagi hari banyak dari mereka yang nguap nguap seperti ikan
mas koki dan edek buruknya ada yang nge blank ketika ujian akibat begadang
bahkan ada yang tertidur ketika mereka tidak mampu lagi mengerjakan soal,
bahkan ada yang kesiangan ketika ujian pagi karena saking semangatnya mereka
belajar.
Saya jadi tergerak untuk memodifikasi sedikit lagu dari koesploes yang berjudul jemu berdasarkan kebiasaan begadang ini,.
Kujemu dengan hidupku
Yang penuh liku liku
Belajar dimalam hari
Ujian di siang hari,
Kurasa berat, kurasa berat beban hidupku
Ku tak tahu, ku tak tahuuu
Oooooo kujemu.
Belajar keras bagai kuda,
Dicambuk dan didera
Semua telah kurasakan
Demi mencari NILAI
Kurasa berat, kurasa berat beban hidupku
Ku tak tahu, ku tak tahuuu
Oooooo kujemu.
PERILAKU MENYIMPANG
Ya menurut bang napi kejahatan terjadi bukan
karena ada niat, tapi karena ada kesempatan, saya pun sependapat denga beliau,
menurut saya, perilaku menimpang mahasiswa dalam mencontek dan bahkan ketika
Ujian Nasional SMA membeli bocoran atau jawaban Ujian karena mereka ada
kesempatan. Tapi mereka melakukan hal hal negatif tersebut karena didorong oleh
sulitnya mengerjakan Ujian, jadi menurut saya, Ujian merupakan faktor pendorong
mahasiswa atau pelajar melakukan hal hal yang melawan hukum dan norma di dalam
masyarakat. Jadi lebih baik memang segera di hapuskan agar tidak terjadi
penyimpangan lebih jauh lagi.
Semoga
sedikit tulisan disurat ini tergerak untukmenghapuskan Ujian yang amat menyiksa
kami dan sudah mewakili beberapa pelajar yang tersiksa,semoga saja kelak anak
atau keponakan anda tidak merasakan apa yang saya rasa sat ini, jika mereka
merasa sama, berati memang sistem Ujian ini salah,atas perhatian nya sekian dan
terimakasih
Salam
damai seorang mahasiswa yang tesiksa akibat Ujian
Bahrel
latief (calon) SE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar